إن مع عسر يسرا فإن مع العسر يسرا
Ayat yang kalimatnya diulang dua kali ini, menunjukkan ta'kid atau penegasan akan pentingnya makna yang terkandung di dalamnya. Bahwa siapa yang ingin berhasil, haruslah bersusah-susah dahulu. Sebesar apa kesusahan yang kita dapatkan sebesar itu pula kesuksesan yang kita raih.
من جد وجد
Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Hal ini sudah saya buktikan dalam kehidupan saya sehari-hari.
Demikianlah sekelumit motivasi yang diberikan oleh Ust. Adang Hidayat, S.Ag. dalam acara Pengajian Motifasi yang diadakan di Aula Pondok Pesantren Modern Al-Manaar.
Ustadz yang sehari-hari aktif mengisi diberbagai tempat pengajian ini, memotifasi para santri agar melakukan usaha yang maksimal untuk mendapatkan yang maksimal. Untuk meraih sukses, Ustadz lulusan Gontor tahun 1991 ini memberikan dua jurus ampuh yang harus dimiliki santri Al-Manaar
Pertama, Keimanan. Keimanan adalah laksana kompas, yang mengarahkan perjalanan kita. Sehingga dalam perjalanan kita tidak akan tersesat, kita tidak akan semakin jauh dari yang Haq, akan tetapi terus semakin dekat.
"Sehebat apapun kita, sepintar apapun kita, kita tidak ada apa-apanya kalau tidak beriman". lanjut beliau.
Kedua, Takwiyatu al-Ilm. Yaitu penguatan landasan keilmuan, untuk memaksimalkan nilai ibadah, dan usaha kita. Beliau menyintir ayat Al-Qur'an yang berbunyi.
يرفع الله الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجات
"Hanya orang beriman dan berilmulah yang akan Allah angkat derajatnya". terangnya.
Acara ini berlangsung Senin kemarin(14/1/2013) di Aula Pertemuan Al-Manaar setelah shalat Maghrib. Acara yang berjalan selama kurang lebih satu setengah jam ini, berlangsung lancar dan santai diiringi guyonan dan candaan Ustadz Adang. Para santri dan Asatidz yang berjumlah 108 mengikuti acara dengan semangat dan antusias. Sehingga tanpa terasa waktu berakhir. .
Terakhir, sebelum acara ditutup, Ust Adang mengajak para santri untuk merenung, berkontemplasi dan berdo'a yang langsung beliau pimpin. Dengan memadamkan lampu, diiringi pembawaan Ust. Adang yang sangat menggugah terutama tentang peran orang tua, tak luput membuat sebagian besar santri, meneteskan air mata. Mereka menangis, menyesali dan memohon ampun atas apa yang telah mereka perbuat sebelumnya, terutama terhadap orang tua.
Acara ditutup dengan bersalaman antara para santri dengan Ust. Adang Ust. Sapto dan para Asatidz.
(bindhara)







